Selasa, 25 Februari 2014

Bapak Ibunya, Egois !

Ibu dan Bapaknya dengan santainya menikmati hujan dengan ngerokok. Katanya sih mereka punya banyak anak-anak yang masih kecil dan membiarkan mereka bermain dengan sepuas hati mereka. Bahkan anak mereka yang umurnya masih dibawah 3 tahun aja dibiarin dibawa main sama kakaknya yang umurnya masih sekitar 5 tahun atau tepatnya dia masih sekolah di Taman Kanak-kanak (TK).

Jadi suatu hari kakaknya itu bawa adiknya pergi bermain, entah mereka bermain apa yang pasti itu sedang gerimis. Bermain hujan-hujanan memang sangat seru ya walaupun nanti efeknya mungkin bakal buruk misalkan kita bisa sakit flu atau yang lainnya. Sialnya ketika mereka sedang bermain, adiknya terjatuh dan masuk keselokan. Selokan itu katanya sih banyak beling berserakan dan sialnya lagi kaki adiknya itu terkena beling yang mengakibatkan kaki adiknya terluka. 

Luka yang diakibatkan oleh beling itu cukup dalam masuk ke daging kakinya dan cukup besar. Kakaknya yang mengetahui soal itupun bergegas menggendong adiknya dengan sekuat tenaga menuju rumahnya. Darahpun bercucuran sepanjang jalan menuju rumahnya dan sangat banyak. Mungkin kalau tidak cepat untuk ditolong adiknya bisa meninggal karena kehabisa darah. Kita bisa membayangkan tubuh anak kecil dibawah 3 tahun mungkin tidak sebesar anak yang 5 tahun dan tidak sekuat kita juga. 

Pada perjalanan menuju rumah ada seorang ibu yang kasihan melihat kakaknya sedang menggendong adiknya dan melihat darah yang bercucuran. Ibu itu pun bergegas membantu kakaknya dan berjalan dengan cepat membawa adiknya itu kerumah. 

Sampailah dirumah....
Ketika sudah dirumah ibu dan bapaknyapun kaget mendapati adiknya yang sedang menangis dan melihat darah yang bercucuran dari kaki adiknya. Adiknya pun langsung diberi pertolongan pertama, kebetulan disitu ada mahasiswa jurusan kebidanan yang memberikan pertolongan pertama dan katanya luka itu harus dijahit karena cukup dalam. 

Malangnya nasib si kakak, kakaknya langsung dipukuli oleh Bapaknya. Cerita dari si ibu yang menolong sih katanya pukulan yang diberikan oleh bapaknya itu cukup keras dan berulang-ulang. Kasihan sekali nasik si kakak. Sebenernya pada kejadian ini siapa yang salah ? Orang Tua. 

Iya. Orang Tua. kenapa ? Iya karena orang tua kenapa membiarkan anak yang masih kecil bermain secara bebas tanpa kontrol dari orang tua. Selain itu dalam keadaan gerimis juga. Gue sih kasian ya liat kakaknya. Kakaknya yang dipukul sama bapaknya karena kekesalan bapaknya terhadap kejadian ini. Gue ngga tau dia kesal karena bapaknya merasa dia tidak becus menjaga anaknya apa dia kesal karena ulah anaknya. 

Mungkin anak-anak bisa salah tetapi anak kecil itu suka sama kebebasan mereka ngga suka dilarang ini itu. Kebebasan itu mungkin bisa orang tua kasih tapi dengan catatan ya harus ada kontrol dari orang tua sendiri. Kalau ada kontrol dari orang tuanya secara baik mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Prihatin sih gue ngeliat kejadian ini soalnya dengan bapaknya yang ngasih tindakan kekerasan sama anaknya. Egoisnya bapak ini yang tidak melihat diri sendiri atau tidak intropeksi diri kenapa kejadian ini bisa terjadi. Okelah mungkin karena kaget atau emosi tapi apa perlu pake tindakan kekerasan ? Kenapa ngga ngurusin adiknya duluan sih ? Kenapa mesti mukulin kakaknya dulu ? 

Prihatin gue ngeliat kejadian ini, ya tapi walaupun gue prihatin juga mungkin gue ngga bisa ngikut campur soal masalah ini karna gue bukan siapa-siapa dan gue ngga kenal juga sama orang tuanya atau anaknya. Ya semoga aja atas kejadian ini orang tuanya bisa lebih mengontrol anak-anaknya agar tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan. Amin 

Kalau menurut kamu. Salah siapa ? 
Oh iya, btw ini anak-anaknya semua cowo ya. 

Jumat, 14 Februari 2014

Surat untuk Perempuan yang di Tengah


Untuk kamu yang ada ditengah,

Hai, apa kabar ? Ah sudahlah ini hanya basa basi busuk yang saya tulis untuk kamu. Kita ngga pernah kenal sebelumnya, kita hanya saling mengetahui satu sama lain. Bukan begitu ? karna kita tidak pernah berjabat tangan sebagai suatu simbol perkenalan.
Jadi untuk kamu yang Cuma saya tau tapi tidak kenal banyak sekali yang ingin ku sampaikan untukmu dan saking banyaknya saya tidak tau harus memulai dari mana. Oke saya akan mencoba menyampaikan semuanya. Saya berharap dan mohon simak baik-baik jika kamu berkenan.
Kamu mungkin tau banyak tentang jodohku yang tertunda entahlah tertunda ataupun memang bukan jodohku dan kita sebut saja dia disini A. Kamu baru saja mengenalnya selama 1 tahun dan kamu tau saya mengenalnya sudah 4 tahun. Perbandingan 4 tahun dengan 1 tahun itu menurutku jauh sekali dan kamu juga pasti tau sudah banyak yang saya lewatkan dengannya selama 4 tahun tersebut. Kamu masuk secara tiba-tiba tanpa permisi ketengah-tengah kami. Saya tidak tau apakah memang sebelumnya kamu tidak mengetahui bahwa ada saya ? Oke mungkin anggap saja kamu pertamanya tidak tau tapi setelah itu kamu mengetahui semuanyakan.
Saya bingung dengan kejadian ini. Saya mencoba bertahan karna saya berfikir dia adalah milik saya dan sayapun berharap kamu yang masuk secara tiba-tiba merelakan untuk melepaskannya. Tetapi yang saya temui kenyataannya dibelakang saya kalian, kamu, dan dia masih tetap menjalani hubungan. Saya tidak tau seperti apa hubungan kalian sekarang yang pasti saya tau kalian masih membuat kesepakatan untuk bertemu. Ketika saya mengetahui itu semua, saya merasa saya tidak berarti. Karena ternyata hubungan yang kami coba untuk perbaiki dan saya berfikir akan bisa menjadi baik itu salah. Saya salah besar ternyata. Ketika saya tau bahwa kalian masih menjalin hubungan saya merasa tidak ada artinya lagi untuk bertahan dan saya akan mundur.
Kamu untuk yang masuk ketengah-tengah kami dan kamupun mungkin berusaha untuk menjauhkan saya dengannya, kamu perempuan ? Kamu tau mungkin bagaimana rasanya kehilangan atau mungkin tidak tau karna yang saya tau dan banyak bercerita kamu selalu mengambil kebahagian orang. Orang yang sama dengan kamu yaitu perempuan. Seharusnya kamu tau bagaimana menjaga hati seorang perempuan dan berusaha untuk tidak menyakiti perempuan karena kamu perempuan.
Kemarin mungkin saya egois karena tidak ingin melepas dia tapi sekarang saya akan melepasnya kepadamu. Saya yakin dia tidak baik untuk saya dan saya berharap dia baik untuk kamu. Saya juga berharap mungkin saya adalah korbanmu yang terakhir yang kamu ambil kebahagiaannya. Tidak ada lagi perempuan-perempuan lain yang akan bercerita kalau kamu masuk ditengah-tengah mereka. Saya berharap kamu bisa menjaga dia dengan baik dan lebih dari saya menjaga dia.
Terimakasih untuk kamu, mungkin kehadiran kamu membawa efek yang sangat buruk tetapi saya juga berterimakasih karena kamu saya tau bahwa laki-laki yang bersama saya selama 4 tahun itu tidak baik. Terimakasih sudah membuka mata dan hati saya.
Salam
Perempuan yang beruntung


Kamis, 13 Februari 2014

Korbannya Perempuan


Hari ini gue pergi kekampus setelah sekian lama gue ngga mengunjungi kampus tercinta gue yang terletak di Jalan Dipati Ukur itu. Tujuan gue kekampus hari ini mau mengambil transkrip nilai yang jadi salah satu syarat untuk skripsi. Perjalan kekampus hari ini gue lalui memakai angkutan umum atau yang biasa disebut dengan angkot. Angkot itu terdiri dari beberapa penumpang yang banyak tetapi tidak membuat angkot tersebut penuh. Ketika hampir sampai tujuan didalam angkot itu Cuma tinggal ada gue dan seorang ibu-ibu. Ibu-ibu itu nyapa gue dan gue sapa balik, gue pun mencoba akrab dengan ibu itu. Ibunya pun bercerita kalau dia tinggal dibanjaran dan hendak mencari pekerjaan karna dia bosan kalau hanya diam dirumah. Gue pun berfikir mungkin ibu itu kesepian karna sudah ditinggal sama anak-anaknya menikah dan suaminya yang kerja atau sudah meninggal. Ramahnya gue nanya sama ibu tersebut “Ibu emang anak-anaknya kemana ?”. Ibunya pun menjawab “Ibu mah ngga punya anak, ngga punya suami”. Seketika gue diem dan berasa ngga enak karna udah nanya soal itu, gue Cuma diem dan tersenyum sama ibunya. Ada rasa kasihan juga sih karna liat ibunya Cuma sendiri berjuang buat hidup.

Ibu tersebutpun membuat gue jadi berfikir bagaimana kalau gue ada diposisi beliau ? apa gue bisa tegar atau sedih dan hanya mengurung diri dirumah ? Gue juga jadi memikirkan siapa jodoh gue nanti ? Gue berharap sih yang baik ya dan sesuai harapan. Amin (Semua juga bilang amin dong, please hehe)
Lupakan soal ibu itu dan lupakan soal jodoh, hari ini juga gue ngeliat suatu kejadian yang miris. Jadi waktu gue pulang dari kampus gue naik angkot disebuah terminal namanya terminal kebon kalapa. Ketika gue naik angkot, ada seorang pengamen yang lagi minta-minta uang di dalam angkot itu. Karna seperti biasanya supirpun ngga akan berangkat kalo si angkotnya belum penuh jadi gue pun harus menunggu dengan sabar. Waktu gue nunggu itu gue suka perhatiin sekeliling gue, waktu gue lagi perhatiin sekeliling gue ngga sengaja gue denger pengamen itu ngomong dengan nada kesal “cicing atuh ! (diem atuh!)”. Karna gue ngedenger itu gue langsung merhatiin si pengamen itu kenapa dia kesal, pas gue lagi merhatiin gitu ternyata ada seorang calo angkot gitu yang iseng megangin pantatnya si pengamen waktu si pengamen sibuk minta-minta uang kepenumpang lain. Pengamen itupun kesal karna di isengin terus sama sicalo dan diapun pergi.

Kejadian itu bikin gue kaget bener-bener kaget, ada lho orang didepan umum secara terang-terangan berbuat kurang ajar kaya gitu sama perempuan dan masih kecil pula. Gue sih ngiranya pengamennya masih umur-umur 15-17 tahunlah. Gue kasian dan sedih liat perempuan itu yang ngga dihargain sama calo itu. Apa itu kejadiannya udah berulang-ulang kali ya ? Apa Cuma itu yang dia lakuin apa ada yang lain ?

Setelah kejadian itu gue jadi mikirin hal itu dalam perjalanan. Sebenernya cowo itu bisa berbuat kurang ajar sama cewe itu diliat dari mananya sih ? Kaya si calo yang kurang ajar sama pengamen itu, apa si calo mikirnya Cuma pengamen yang dianggap rendah di masyarakat jadi dia bebas berbuat apa aja. Kenapa si calo ngga berani sama cewe-cewe lain yang lewat ? kenapa ngga sama cewe-cewe yang keliatannya lebih berpendidikan atau status sosialnya lebih dari pengamen itu. Apa cowo bisa berbuat kurang ajar sama cewe karna ngeliat status sosialnya si cewe itu ? Tapi tapi mungkin ada juga ya beberapa kejadian yang kurang ajar sama cewenya dibeberapa tempat dan itu bukan sama orang yang status sosialnya yang dianggap rendah bahkan sama orang yang keliatannya status sosialnya lebih tinggi dari yang dianggap rendah tersebut baik untuk pelaku dan korban yang dilecehkan atau dikurang ajarin.

Okelah mungkin gue ngga liat status sosialnya tentang pelaku dan korbannya karna kejadian itu bisa dilakukan sama orang yang status sosialnya rendah ataupun tinggi sekalipun begitupun dengan korbannya. Tetapi yang jadi pemikiran gue adalah sebenernya cowo itu ngeliat cewe itu bisa dikurang ajarin atau dilecehkan itu dari mananya sih ? atau dari perilakunya ? dari kesehariannya ? dari dia berpakaian ? dari dia ngomong ? dari dia bergaul ? dari mananya ? atau mungkin ngga dari mana-mana ?

http://www.artvalue.com
Mungkin ini tulisannya rada ngga adil ya karna hanya melihat dari sisi korbannya, mungkin juga ada yang berfikir ya kalau ngga dipancing juga mungkin cowonya ngga akan kurang ajar. Contohnya dipancing dari perilaku dia atau mungkin dari dia berpakaian. Apa itu ngejamin kalau dia adalah cewe gampangan yang bisa di”pegang-pegang” dengan gampang ? Susah ya ? Memang menjadi seorang perempuan yang bisa dianggap baik itu adalah kepintaran dari perempuan itu sendiri ya. Kepintaran perempuan itu untuk melakukan pencitraannya masing-masing. Seorang perempuan pun harus pintar untuk menjaga dirinya dari tindakan kekurang ajaran yang bisa aja dilakuin kapan aja dimana aja sama kita. Jadi hey kamu perempuan, pintarlah !


 

dfSITUNGKIR ! Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger