Rabu, 02 Mei 2012

Melihat Kawan, Berkaca Lawan

Gue itu kawan tapi gue juga lawan. Gue adalah kawan tapi gue lawan. Gue adalah lawan tapi gue kawan.

  1. Gue mengangkat dengan berbagai pujian tapi terkadang gue menjatuhkan mereka dengan berbagai omongan diluar
  2. Gue ngedukung bakatnya, potensinya, dan apa yang dilakukan tapi terkadang gue enggan ngasih kesempatan buatnya. Misalnya ada informasi yang bisa mengembangkan bakatnya dan gue enggan untuk ngasih tau informasinya. Apalagi kalau menurut gue itu informasinya penting dan kalau gue kasih tau gue ngga mau dia menjadi saingan gue dan lebih dari gue.
  3. Gue pengen dia belajar tentang banyak hal dengan cara gue. Gue memberikan pelajaran yang menjatuhkan dia. Ketika dia jatuh ada image yang buruk yang terlihat oleh orang dan disitu gue senang karena pada saat jatuh dia belajar. Tetapi pada saat dia mendapatkan image yang buruk dari orang lain apa gue peduli ? Siapa gue bisa memberikan pelajaran kepada orang ? Padahal guepun belum tentu bisa melakukan yang baik dan benar. 
  4. Kadang gue ngerasa dia dateng sama gue kalau butuhnya doang dan gue ngga suka. Tapi bukannya temen itu emang fungsinya untuk membantu ?

Beberapa contoh yang memperlihatkan bahwa gue melihat gue adalah kawan tetapi kalau gue berkaca gue adalah lawan.  Entah ini pengalaman pribadi yang gue alamin atau yang gue lihat dari orang lain. Apa menurut lo ? Apakah ini tindakan yang benar dan mesti di lanjutkan ? Apa ini tindakan yang salah dan mesti dihentikan ? 

Ketika gue berbicara kita tidak boleh munafik. Kalau gue gue ngga suka salah satu dari temen gue dan gue berpura-pura untuk suka sama teman gue. Apa yang harus gue perbuat ? Apa gue harus bersikap pura-pura atau ngga ? Kalau gue ngga pura-pura, gue harus secara real ngasih tau kalau gue ngga suka sama lo walaupun pada saat itu gue punya utang budi walaupun cuma sedikit atau mungkin gue bersikap yang nunjukin kalau gue ngga suka sama temen gue ini. Tapi kalau gue kaya gitu nanti gue disangka ngga tau diri dong. Tapi juga kalau gue pura-pura suka temenan sama dia, gue disangka munafik. Apa yang harus gue lakuin ? KEMUNAFIKAN sama dengan KETULUSAN coba hilangkan KEMUNAFIKAN dan tingkatkan KETULUSAN. CARANYA ?






0 komentar:

Posting Komentar

 

dfSITUNGKIR ! Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger